Sunday, September 27, 2009

Juanda-UI-Sudirman, IKSI, SMA era, dan kenyataan!


ada apa dengan ketiga nama stasiun ini?
tidak apa-apa, mereka hanya membuatku meneteskan air mata.
air mata kerinduan akan berbagai macam kenangan yang telah terjadi dalam hidupku.
Lebai banget yaa?

Sepulangnya dari pengukuhan sebagai anggota sah IKSI (Ikatan Keluarga Sastra Indonesia) sekitar pukul 20.00.
Saya menunggu kereta ekonomi AC tujuan Jakarta, tetapi kereta ekonomi AC yang datang lebih dulu adalah tujuan Tanah Abang.
Kereta tujuan Juanda baru akan datang pukul 08.30 malam, daripada aku menunggu lama dan takut kereta tidak datang, maka aku naik kereta tujuan Tanah Abang dengan pikiran akan turun di St.Manggarai dan setelahnya naik Bus Transjakarta.

Pengukuhan anggota IKSI ini wajib diikuti oleh setiap mahasiswa program studi Sastra Indonesia FIB UI. Setelah melewati begitu banyak tugas oleh senior kami baru disahkan.
Di puncak acara, banyak temanku terharu, bahkan menangis. Aku heran! Bukan karena aku terlalu acuh terhadap acara ini. Ada begitu banyak yang perlu kita tangisi selain menangisi acara pengukuhan seperti itu. Terlalu cengeng menurut saya.

Aku merasakan hal yang biasa saja, hingga saya memutuskan untuk turun di St.Sudirman karena waktu sudah hampir jam 9 malam, saya takut kalau harus berjalan kaki sendiri di bawah kolong jembatan Manggarai.

Stasiun Sudirman memanggilku. Aku merasakan perubahan suasana hati yang berbeda dalam diriku.
Tepat!
Sesampainya di Stasiun Sudirman pukul 21.00, seluruh pikiranku campur aduk. Berbagai memori tentang masa SMA yang kulewati selama tiga tahun di jalan Sudirman mampu menitikan air mataku.
Aku berjalan pelan menyusuri jalan dari Stasiun Sudirman ke Halte Transjakarta Dukuh Atas, jalan yang setiap hari kutapaki.
Aku mengingat perjuangan diriku meraih pendidikan di SMAN 3 Jakarta, aku ingat saat aku telat dan berlari-lari. Semua memori tanpa suara terlihat jelas di benakku. Membuatku semakin deras menangis.
Aku ingat teman-teman SMA, aku ingat masalah-masalah yang aku hadapi. Semuanya terjadi di jalan Sudirman. Begituuuuu banyak kisah indah maupun buruk yang terjadi.

ketika aku sudah berada di dalam bus Transjakarta yang penuh sesak, aku melihat bangunan tinggi. Aku merasa seperti kota New York.
Aku melihat pemandangan yang sama seperti aku ke pergi ke sekolah dulu. Sudirman kala malam nampak indah, penuh mimpi.
Lama sekali aku tidak melewati jalan Sudirman ini, aku rindu jalan ini.
Jalan yang membawaku pada mimpi-mimpi. Kehidupan yang snob. Sudirman, jalan tempat mimpiku berpacu, seperti mimpi omku tersayang, Uli Herdinansyah ketika SMA.

Selain kerinduan yang mendalam, mimpi lama yang muncul kembali di permukaan pikiranku.
Ada satu hal yang membuat dadaku semakin sesak.
PERBEDAAN.
sewaktu SMA aku selalu disuguhi pemandangan gedung-gedung tinggi, mall-mall mewah. Sekarang? Setiap hari aku harus melihat penderitaan pengemis kereta ekonomi!!
Pemandangan rumah-rumah reyot di pinggiran rel kereta. SEMUA itu membuatku SAKIT!!
aku dihadapkan pada kenyataan yang selama ini kututupi.

Alfi, selamat datang di kehidupan NYATA!!!

No comments: