Monday, July 25, 2011

Jelajah Malang Bagian II: Demi Mengejar Matahari Terbit di Gunung Bromo

Sepulang dari Pulau Sempu, malamnya kami siap-siap menjelajah pusat kota Malang dengan berjalan kaki. Sebelum jalan-jalan malam, kami menyempatkan diri untuk nongkrong di The Ego Cafe. Kenapa? karena saya, Ricky, dan Ina akan bertemu beberapa CSer Malang. Yah sekitar dua jam lah kita nongkrong di sana, habis itu pamit buat cari udara malam, (ah speak aja, sebenarnya kami mau cari makan malam, soalnya kalau beli makan di cafe harganya selangit, hahaa).
Destinasi malam itu pertama kali ke Alun Alun Malang, sebuah taman berbentuk lingkaran, di seberangnya ada gereja tua Immanuel. Jalan lurus sedikit dari sana, kami melewati gereja Katedral. Yah, seperti yang sudah-sudah, katedral bentuknya di mana-mana sebelas duabelas deh. Tidak jauh dari Katedral, ada toko es krim "Oen". Toko itu adalah toko es krim tertua di Malang. Kurang lebih serupa dengan toko es krim Ragusa di Jakarta. 

Lurus terus, kami melewati sebuah jembatan, dari situ beberapa langkah akan menemui Balai Kota Malang dan Tugu. Lurus dari Balai Kota, jalan terus sampai mentok, kalian akan menemukan Stasiun KA Malang, 

Dari arah stasiun, di sebelah kiri ada sebuah jalan yang sisi kiri-kanannya dipenuhi warung-warung tenda penjual makanan. Sebut saja: STMJ, Burger seharga Rp3.000, Soto, Bebek Goreng, NasGor Jawa, Mie Pangsit, Bakso Telor, Sate, dll.
Akhirnya, kami berlabuh pada sebuah warung tenda yang ada banyak pilihan menu makanannya. Harganya relatif muraha, misalnya nasigoreng Jawa Rp6.000. Rata-rata menu di sana  sekitar Rp6--7.000. Kami bersebelas makan malam di sana hanya mengeluarkan uang Rp86.500. Murah kan?

Kami di warung tenda itu cukup lama, sekitar jam 11.30 malam kami balik ke hostel, dan yang cowok-cowok ikut ke rumahnya Mbak Ina. 
Saya sempat khawatir, kalau-kalau ELF yang saya pesan untuk ke Bromo tidak datang. Soalnya, rombongan dari Bandung waktu itu sempat terlambat 1 jam. Dugaan saya salah, ELFnya datang setengah jam lebih awal, yaitu pukul 00.30. ELF ini terbilang cukup murah, soalnya di tempat lain harga sewanya Rp100.000 lebih mahal. Lagipula, ELF ini bentuknya bagus, dan kualitas pelayanannya oke banget. Salut deh.

Perjalanan dari kota Malang ke Wonokitri menghabiskan waktu kurang lebih 3 jam. Sesampainya di Wonokitri. Medannya berkelok-kelok, dan benar-benar main gigi persneling. Nanjak banget jalannya, kiri kanan jurang, alamak ini kalau jatuh gimana?  Kami menyewa Jeep untuk ke Penanjakan Sunrise Point, 
Tiket masuk Bromo harusnya bayar Rp5.500, tapi karena si supir ELF mas Arif, punya banyak kenalan, akhirnya dia ngerayu-rayu temannya biar dikasih harga Rp4.500. Wah lumayan, buat beli rokok :) Di Wonokitri, anginya sudah mulai dingin-dingin gimana gitu, mulut saya sudah beruap-uap. 
Belum cukup jalanan berkelok-kelok di ELF, demikian juga jalanan dari Wonokitri ke Penanjakan. Perut saya udah kayak mie kocok. Sekitar 30 menit di Jeep, akhirnya kami berhenti di tempat yang namanya Penanjakan. Ahh isinya banyakan bule-bule.Olala maaak, pas begitu turun dari jeep, dinginnya langsung masuk ke tulang sum sum, Brrrr... Awalnya saya dalam hati udah nggak kuat, pengen ikut nyewa jaket aja, tapi lama-lama rasa dingin itu sudah biasa aja. 
Kita sampai Penanjakan kira-kira jam setengah empat pagi. Karena bingung mau ngapain, kita akhirnya bikin ribut sendiri. Bayangin dong ya, dalam kegelapan kami main "Ular Naga panjangnya menjalar-jalar..."  

Tahu dong permainan itu? Saya dan Mentari jadi induknya, tim saya paling banyak, jadi aturan mainnya saya harus merebut anaknya Mentari, alamak  itu berisiknya nggak ketulungan, kami diliatin banyak orang. Nah, setelah sadar malu, kami pun ganti permainan, yaitu "Domikadomikado eskadoeskado beabeo" tau dong???

 yah, nggak kalah berisiknya juga sih. hahah Yah, bodo amat lah, daripada mati kedinginan gak gerak, mending berisik aja sekalian. 
Matahari terbitnya lama banget keluarnya, perlahan-lahan tapi pasti. Kami mengambil spot di bawah pagar, kami duduk-duduk di situ, foto-foto ria. Suasananya damai banget, apalagi setelah geng kami anteng. hahaha

Sebelumnya saya nggak pernah seniat ini buat melihat matahari terbit, tapi kali ini beda. Usaha pagi-pagi berangkat ternyata membuahkan hasil, saya melihat sebuah pemandangan yang jarang sekali saya nikmati. Kuning telor matahari yang super bulat memberikan nuansa keindahan tersendiri. 
Sudah puas dengan sesi foto-foto-ria. Kami kembali ke Malang. Sepulangnya dari Bromo, kami tepar semua, alhasil selama perjalanan di ELF kami tidur tewas. Kasihan juga bapak supirnya, nggak ada yang nemenin ngobrol. Saya, sebagai orang yang duduk di samping pak supir awalnya saya ajak ngobrol, tapi lama kelamaan, rasa kantuk saya mulai merajalela, akhirnya tanpa sadar di sela-sela percakapan, saya jatuh tertidur pulas. :D

Sampai di kota Malang, sekitar pukul 10 pagi, kami sudah lapar banget. Akhirnya, destinasi kuliner kami berikutnya adalah Nasi Pecel & Rawon Glontongan. Satu porsi nasi pecel yang banyak hanya Rp6.000, kalau rawon harganya Rp7.000. Wah, saya benar-benar makan kenyang sekali pagi itu. 

Masih ada waktu 4 jam di kota Malang sebelum akhirnya kami naik kereta Matarmaja menuju Jakarta. Saya menghabiskan waktu untuk ngobrol-ngobrol ngalor-ngidul sama Mbak Ina, sesekali Riky ikutan nimbrung. Sebelum ke Malang, kami semua mampir ke toko oleh-oleh makanan cemilan, di Toko Lancar Jaya, saya beli cemilan khas Malang, yaitu Kripik Nangka, Kelengkeng, Apel, dan Salak, saya juga membeli brem Madiun, dan kripik tempe buat Mama :)

Sebenarnya sedih banget deh harus berpisah dengan Mbak Ina dan Riky. Saya masih belum puas bermain dengan mereka. Semoga, kalau ada kesempatan di lain hari kita semua bisa berkumpul lagi.

Dan mengakhiri perjalanan kami yang sangat singkat di kota Malang, kami kembali lagi ke kereta Matarmaja, kali ini kereta lebih sepi, dan tidak sepadat pada waktu berangkat. Mulai dari tidur, bangun, tidur, bangun lagi, akhirnya kami tiba di Jakarta pukul 10 siang. Aahhh lelahnya, apalagi ditambah handphone saya hilang sewaktu di kereta. Ya sudahlah, nasib :(

Sekian catper saya selama di Malang. Sampai jumpa di catper-catper berikutnya!

2 comments:

Anonymous said...

baca ini jadi kangen Malang gue..

natureahead said...

@Sakrilegi: makasih ya udah mampir dan mau baca :)