Monday, July 11, 2011

Suam-suam Kuku @Curug Cikaso: Melepas Penat Sisa-sisa Semester IV (bagian I)


Kalau kalian pernah mendengar keluhan saya tentang tugas-tugas kuliah yang menumpuk, tolong dimaafkan. Berakhirnya tugas-tugas gila nan sialan itu adalah waktu yang tepat untuk melarikan diri dari Jakarta. Kebetulan, ada seorang teman menawarkan jalan-jalan ke Sukabumi.
Awalnya saya memang tertarik untuk ikut, setelah lirik kanan-kiri, sepertinya teman-teman kampus tidak terlalu tertarik, karena biayanya cukup mahal untuk kantong mahasiswa.

Iseng-iseng saya tawari seorang cewek Prancis dan Belanda untuk bergabung, ternyata hanya cewek Prancis yang tertarik untuk ikut. Tidak berpikir panjang lagi, kami segera mendaftarkan diri. Kemudian, menyusullah Asih, teman sekelas saya, yang bergabung ke acara jalan-jalan ini.

Acara berbiaya Rp250.000 (sudah termasuk makan+transportasi+akomodasi+penginapan) ini berlangsung selama 3 hari, dengan rute Jakarta--Sukabumi--Curug Cikaso--Penangkaran Penyu @Ujung Genteng--Pantai Penarikan @Ujung Genteng--Goa Sungging--Jakarta.

Perjalanan dimulai dari tanggal 1 Juli hingga 3 Juli.

Jumat malam, 1 Juli 2011
titik pertemuan kami di Terminal Luar Kota Lebak Bulus, pukul 20.00.
Rombongan kami ada 68 orang, saya aja sempat kaget sewaktu mengetahui jumlah rombongan sebanyak itu. Tapi ya sudahlah, toh bakal mendapat banyak kenalan baru.
Saya sudah bersiap-siap sejak pukul 5 sore, menanti si Alice, cewek Prancis yang juga berangkatnya bareng dengan saya. Dia baru keluar kantor jam 5 sore, alhasil saya harus menunggu hingga jam 7 sore.
Sebenarnya kondisi Alice saat itu kurang begitu baik, dia lagi mengalami penyakit tipikal bule-bule. aka sakit perut, setiap kali makan pasti muntah. Sebagai teman yang baik, sebelum saya ke halte Transjakarta Harmoni, saya mampir dulu ke Apotek Roxy beli obat untuk dia.
Jam 7 sore, pergilah kalian ke halte TJ Harmoni, cari jalur Lebak Bulus, kalian lihat antriannya yang seperti ada konser Lady Gaga. Untungnya sih, aku dan Alice hanya mengantri sebentar lalu busnya segera datang. Antrinya boleh sebentar, tetapi perjalanan dari Harmoni ke Lebak Bulus cukup dengan membuang waktu 2 jam saja. Ya ampun! kami pasti telat nih. Saya sempat panik waktu itu.

yah, begitu sampai di terminal, panitia masih menunggu beberapa orang yang belum datang. DASAR jam karet Indonesia. Saya sih tidak terlalu gondok, ada yang membuat saya lebih miris, ternyata bus ke Sukabuminya ngaret PARAH selama 3 jam saja lhooo. YA AMPUN!!! saya bela-belain berangkat dengan perut kosong dan naik bus yang penuh sesak selama 2 jam berdiri, dan hasilnya saya terpaksa menunggu bus itu datang selama 3 jam!! PARAH! kecewa pastinya, apalagi muka si Alice udah jutek aja.

Jam 11 malam, sebelum kereta kencana berubah jadi upik labu, akhirnya datang juga bus yang kami tunggu-tunggu. Aku dan Alice duduk di samping pak kusir yang sedang bekerja, eh maksudnya pak supir yang sedang menyetir. Saya lupa kalau jalanan menuju Sukabumi itu berliku-liku, beneran aja lho perut kayak sedang buat strawberry-milkshake. Saya beberapa kali jatuh tertidur, juga beberapa kali terenyak karena lampu mobil dari arah berlawanan, jalanan menuju Sukabumi yang kecil itu membuat dua arus lalu lintas seperti akan terjadi kecelakaan setiap kali berpapasan dengan mobil dari arah yang berlawanan. Perasaan was-was selalu saja membangunkan saya.

Bus kecil bermuatan 30 orang itu akhirnya berhenti dekat di rumah neneknya Kety (teman saya yang memberikan tempat tinggal). Begitu keluar dari bus, rasa ingin pipis segera merajalela, ditambah udara yang super super dingin, gigi saya bergemeletuk dibuatnya. Kami menunggu Kety untuk menjemput kami. Tak berapa lama Kety datang dan menggiring kami ke rumah neneknya.

Di dalam perjalanan, tengah malam jalan kaki di tengah udara yang super dingin, seseorang menyapa saya, "Hey Alfi!". Sebelum saya nengok mencari siapa yang menyapa, saya sudah tahu siapa orang tersebut. Dia cowok Kanada yang selama 3 bulan terakhir ini sering ngobrol lewat Skype dengan saya. Pengalaman saya dengan cowok Kanada sebelumnya tidak begitu bagus, kali ini saya juga tidak terlalu tertarik dengan cowok ini, terutama umurnya yang 1 tahun lebih muda dari pada saya. Masih kekanak-kanakan banget menurut saya :P
Saya sudah mengginggil karena dingin, belum lagi saya harus mengginggil karena grogi berbicara dengan dia, oh ya, namanya Sam. Orangnya putih banget, dan kalau ngomong Inggrisnya seperti kumur-kumur. Membuat saya beberapa kali bertanya lagi, "ha, ha?"
Bergabungnya Sam dalam rombongan kami, adalah gara-gara saya yang mengajak dia. Siangnya, dia tiba-tiba menelepon saya menanyakan acara saya malam ini, kebetulan dia sedang ada di Bogor, jadi saya menyarankan untuk ke Sukabumi dan bergabung dengan rombongan kami. Begitulah pertemuan saya dan Sam, bukan sebuah makan malam seperti cowok Kanada yang satu lagi. hahaha.

Rumah Kety ada dua, satu rumah kosong dan satu rumah neneknya. Untuk orang-orang yang masih ingin ngobrol atau main kartu sebaiknya tidur di rumah kosong, namun sisanya yang ingin segera tidur langsung ke rumah neneknya Kety. Jelas, saya, Alice, dan Asih ingin segera tidur karena lelah. Alhasil, saya dan beserta 35 orang lainnya tidur di ruang tamu. Kebayang dong, kami tidur seperti di kamp-kamp pengungsian, tapi tentu lebih seru. Yang membawa kantung tidur lebih beruntung karena tidak berjuang melawan dingin, sedangkan orang seperti saya yang tidak punya, terpaksa tidur beralaskan tikar tanpa bantal, hanya sarung sebagai selimut.

Sabtu, 2 Juli 2011
Keesokan paginya, pukul 6, kami berberes untuk ke Curug Cikaso. Sebelum berkemas, saya dan Asih berjuang menahan dingin air Sukabumi. Mandi adalah rutinitas yang saya benci di kala airnya sangat dingin, tapi hal itu harus saya lakukan agar tidak BB. hahaha.

Setelah semua rapi, kami dikumpulkan di rumah kosong, lihat gambar di atas. Kami sedang melakukan sesi perkenalan. Selesainya, kami segera menyantap nasigoreng seafood yang telah disediakan. Sayangnya, Alice dan saya tidak makan banyak, pasalnya kami sedang mual. Kalau saya makan saat itu, saya ragu akan muntah di jalan, lebih baik saya menahan lapar dibanding muntah.

Perhentian berikutnya: CURUG CIKASO
perjalanan dari rumah Kety ke Cikaso membutuhkan waktu 2,5jam. Jalanannya tidak usah ditanya, berliku-liku sepanjang perjalanan tidak ada habisnya. Kami naik mobil ELF yang disewa Kety, satu mobil berisi 15 orang.

Setibanya di Cikaso, rasa dingin tadi pagi berubah menjadi panas terik yang amit-amit.
Sebelum melakukan tracking ke curug Cikaso, kami foto keluarga dulu dong :)


yah di bawah ini adalah foto saat kami sedang tracking melewati sawah. Perjalanan dengan mobil ELF dengan medan yang mendaki-daki benar-benar siksaan. Eits, semua itu memang terbayar setelah kami melihat karya agung Tuhan yang begitu indah. Ya, selamat datang di Curug Cikaso!!!
di bawah air terjun ini memiliki sebuah kolam dengan 3 jenis kedalam, pertama 40 m, kedua 20 meter, ketiga 3 meter. Oke, ini alamat saya tidak bisa kecipuk-kecipuk di air seperti yang saya bayangkan sebelumnya.




Yang lain asik-asik berenang, saya dan Asih sibuk foto-foto, hahaa

Ada sekitar 3 jam kami bermain air di airterjun ini. Setelah makan siang di sini, kami bergegas ke Ujung Genteng, dan lagi-lagi pantat saya harus merasakan pegal-pegal yang tidak ada akhirnya, hingga benar-benar berhenti setelah 3 jam perjalanan. LELAH!!

Kelanjutan catatan perjalanan ini dapat dibaca di sini.




No comments: