Sunday, January 29, 2012

Malaysia Trip Day 3rd: Iranian hospitality

Perpisahan dengan Nuno membawa suasana mood saya agak galau-galau gimana gitu,
ditambah, bus yang kami tumpangi sepanjang jalan menyetel lagu-lagu galau Melayu. Gangges banget, alias ganggu!
Tidur nggak bisa, mau ngobrol sama Atha juga gak bisa, dia mau tidur.
Akhirnya, pasang headset, volume digedein, dengerin lagu-lagu galau yang ada di HP, it was much better than that Malay songs. Trust me.

Oke, penderitaan saya mendengarkan tembang-tembang Melayu cukup berlangsung selama 2 saja!!! gila berasa 2 abad!
Melaka--Kuala Lumpur,
tibalah kami di TBS (Terminal Bersepadu Selatan).


Boleh bilang saya norak, saya tercengang sewaktu tiba di terminal ini. Ya, kalian boleh mengucek-ngucek mata, dan terimalah kenyataan ini, bahwa gambar di atas adalah sebuah TERMINAL BUS!!!
terminal ini adalah terminal terbesar di Kuala Lumpur, dan masih baru. Terminal lamanya bernama Puduraya, yaaah kondisinya saat ini kotor-kotor gimana gitu, hampir sama lah kayak di Jakarta. Saya salut banget sama terminal bus KL, keren!!! kapan ya Indonesia bisa punya terminal bus yang ada ruang tunggu ber-AC, bersih, besar, nyaman, udah kayak bandara aja.. :)

Hari itu kami akan bermalam di rumah seorang kenalan saya bernama Zohre. Ia tinggal di Serdang Condominium, sebuah kawasan apartemen yang mayoritas dihuni oleh orang Iran, dan orang-orang Timur Tengah lainnya.

Waktu pertama kali ketemu Zohre, adegannya sama persis saat saya bertatap muka dengan Zaki. Si Zohre itu cantik banget! Kecantikan ala cewek-cewek Timur Tengah, kulit putih, hidung mancung, senyumnya sempurna. oke banget!

Zohre menyambut kami bertiga dengan senyum yang sumringah. Sebenarnya dia lagi sibuk dengan tugasnya yang numpuk, tapi dia bela-belain untuk menyambut kami. Saya benar-benar tergugah dengan keramahannya. Apalagi saat dia menyuguhkan kami Iranian Black Tea sebagai welcome drink kami.
Zohre dengan bangga, tanpa bermaksud pamer, dia sangat senang memperkenalkan kebudayaan Iran kepada kami. Zohre mengajarkan kami bagaimana cara minum teh ala Iran. Jadi, ada gula balok putih, mereka menyebutnya Iranian sugar, lalu gula itu dimasukkan ke mulut, seperti memakan permen, sedikit demi sedikit minum tehnya.
Rasanya hangat dan menyenangkan.

Setelah berbincang-bincang dengan Zohre, kami diajak bergabung untuk makan siang. Kebetulan mama Zohre sedang memasak masakan Iran. Namanya Adaz Pulo. Sejenis steamed rice dengan menggunakan berbagai rempah-rempah, ada potongan daging kambing kecil-kecil, dan bagian yang terlezat menurut orang Iran, adalah kerak-kerak nasi di dasar panci.
Cara memakannya, nasi tersebut dimakan bersamaan dengan original yogurt. Saat awal disajikan ini, saya sempat kaget banget. HAH? Makan nasi pake yogurt?? gimana ceritanya coba???
akhirnya, ya udah deh, saya coba. TERNYATA, rasanya enak banget!!! tandas juga satu piring nasi dan satu mangkok yogurt. Pengen juga sih nyobain itu di Jakarta, tapi ... nggak yakin rasanya bakal sama dengan yang Zohre dan mamanya buat. Beberapa hari setelahnya, saya baru tahu, kalau makanan Iran itu di Malaysia sangat mahal. Waah, saya merasa beruntung sekali dapat mencobanya secara cuma-cuma. :)

Sore harinya, kami izin keluar, Zohre tidak bisa ikut kami karena masih ada banyak tugas. Kami ke Midvalley, sebuah mall yang katanya lagi happening, saat sedang di Stasiun Monorail Serdang, saya bertemu kembali dengan seorang gadis sekolahan, sebelumnya saya sudah bertemu dengan dia saat tiba pertama kali di St. Serdang. Entah jodoh atau kebetulan, kami bertemu kembali dalam satu gerbong.
Tanpa berpikir panjang, saya langsung menyapa dia, dengan tingkat kepedean yang tinggi. "Hi! we meet again"
dan dari sebuah sapaan, hingga bergulir ke percakapan-percakapan ringan, Tiba-tiba, di tengah percakapan, Shada, nama gadis itu, tertarik untuk bergabung bersama kami ke Midvalley. What? hari itu sudah malam, dan dia masih pakai seragam sekolah, bukannya saya nggak mau dia bergabung, tapi kalau saya jadi dia, saya pasti males banget, lagian ngapain juga ikut orang asing yang baru kenal? kalau dia diapa-apain sama kita gimana? (well, itu nggak mungkin terjadi sih). Kami baru bertemu gitu lho, dan aneh rasanya kalau tiba-tiba ia menawarkan diri untuk bergabung, sesuatu yang belum biasa untuk saya.
Saya memang sering bertemu orang baru dan traveling bareng mereka, tapi untuk kasus yang satu ini saya rasa agak ganjil.
saat saya tanya. apakah orangtuanya tidak mencarinya kalau dia pulang malam? dia bilang orang tuanya nggak peduli. waduh parah!
belakangan saya baru tau, katanya sih, desas-desusnya, remaja-remaja labil Malaysia tipe-tipenya kayak gitu, suka nggak pulang ke rumah, malah keluyuran. Serem yak?

oke, di Midvalley, pas saya lihat, ya elah, ini mah sama aja kayak mall-mall lainnya, setara sama Grand Indonesia dan kawan-kawan se-per-mall-an. Apasih!
Agak males sih, cuma ada yang bikin saya senang, karena kami di sana akan bertemu Vini (teman lama saya, kami baru pertama kali bertemu tahun 2007 di Singapore, dan ini adalah pertemuan kedua kami), Amanda (cewek Australia, yang baik hati itu), dan Bin (cowok cina malay, baru pertama kali ketemu).

Kronologisnya begini,
kami bertemu Amanda, dia baru pulang kerja. Seneng banget ketemu dia lagi. Setelah itu, datang Bin. Ini pertama kalinya ketemu dia, sebelumnya kami ngobrol hanya lewat FB. Kesan pertama saya sama Bin, dia ngomongnya cepet banget, tapi lama-lama terbiasa juga. Karena malas keliling-keliling mall, kami duduk di foodcourt, si Amanda kebetulan mau makan malam. Tak berapa lama, Vini datang. Wah, komplit semua!! Shada, Vini, Amanda, Bin, dipertemukan karena saya :) hahaha saya pernah bilang ke Atha, kalau teman saya itu saking banyaknya, dari berbagai macam jurusan, kalau dikumpulin bisa bikin konser. Hahah PD abis!

kami berdiskusi banyak hal, wah ramai banget deh perdebatannya. Seru!

tim debat kami
Dzi, Manda, Alfi, Vini, Shada, Atha
Waktu semakin malam, dan kami harus berpisah. Saya sedih saat harus berpisah dengan Amanda dan Vini, mereka orang yang asyik banget. Saya bakal kangen berat dengan mereka.

Sepulang dari Midvalley, kami bertiga, Atha, saya dan Dzi, mampir ke resto India muslim. Ada satu jenis es yang porsinya jumbo banget, namanya Ice ABC,
ABC Ice
segala rasa ada di es ini, segala buah juga ada, enak banget, dan hanya RM4, itu pun satu gelas untuk bertiga, dan sampai akhir pun kami tidak kuat untuk menghabiskannya, karena porsinya begitu banyak.

Sewaktu kami kembali ke tempat Zohre, dia baru aja menyelesaikan tugasnya.
    

ini hasilnya, dia menggambar ini cuma butuh tidak kurang dari 30 menit. Waaah salut banget! Di rumahnya juga ada beberapa lukisan kanvas yang gambarnya daleeeeem banget, benar-benar seperti maestro. Zohre memang seorang pelukis berbakat. Darah seni memang mengalir dalam keluarganya. Kakak perempuannya aja jago mengukir kayu, Zohre memperlihatkan kepada saya kotak kayu cantik hasil ukiran kakaknya. Keren.

Sebenarnya saya masih ingin berkenalan dan bincang-bincang lebih lanjut dengan Zohre, apa daya, pagi-pagi kami harus berpisah. dia ada kelas dan kami ada janji dengan Bin.
with Zohre :)


Pengalaman hosted in Iranian was so unforgettable moment. Mengajarkan saya banyak hal. Dan setelah ini, saya siap untuk menerima pengalaman-pengalaman baru lainnya.

Sampai jumpa Zohre, suatu saat saya ingin membalas keramahan dan hospitality-mu.

Apa yang terjadi pada saya di hari keempat di Petronas Tower? Yuk mampir baca ini.
Rincian biaya selama di KL, bisa baca di sini.

foto-foto selama hari ketiga bisa ngintip di sini.

No comments: