Thursday, December 15, 2011

Seminar Keris: Pusaka Warisan Budaya Bangsa

Depok, Kamis, 15 Desember 2011, @Auditorium Gedung IX FIB UI, pkl.09.00-12.00 WIB.
Acara ini diselenggarakan atas kerjasama Iluni (Ikatan Alumni) dan BEM FIB UI.

Saya bela-belain bolos kelas Sastra Lisan demi makan siang yang dijanjikan seminar ini (sebenarnya ini sih ini alasan terbesar saya).
Kedua, salah seorang teman dari Hungaria pernah bertanya tentang keris dan saya menjawab dengan pengetahuan yang sangat terbatas. Saya berharap dengan mengikuti seminar ini saya bakal dapat pengetahuan yang lebih banyak dan bisa saya sebarluaskan kepada teman-teman.

Pembicara seminar ini yaitu Fadli Zon, H. Hardi, dan Haryono Haryoguritno.

Seniman sekaligus pelukis terkenal, H. Hardi, membuka seminar dengan lukisan-lukisan klasik Jerman.


judul lukisan ini "Samson Betrayed by Delilah" karya pelukis agung Rembrand Van Rijn.
Terus kenapa?
oke, coba perhatikan keris itu baik-baik, ada apa?
Ya, ada keris. GILAAA! keris sudah muncul di lukisan-lukisan maestro dunia sejak 1629. Anehnya, sampai abad ke 20 belum ada pelukis Indonesia yang memasukkan keris ke dalam lukisannya. Sedih gak sih dengernya? Padahal, keris itu adalah salah satu warisan budaya non benda khas Indonesia yang telah direstui UNESCO sejak 2005.

Harusnya kita bangga dengan keris, karena itu adalah warisan budaya ciri khas Indonesia. Memangnya kita mau banggain apa lagi dari Indonesia kalau bukan dari hal-hal seperti ini?

Kalau dengar kata keris yang terlintas di benak kita adalah unsur magis, mistik, klenik, ada isinya, bisa terbang sendiri, dan lain-lain. Ketiga pembicara ini menekankan, kendala terbesar mengapa sampai sekarang keris tidak familiar di dunia anak muda, karena pencitraan keris yang negatif, yang hampir selalu berkonotasi dengan hal-hal mistis. Sebenarnya, keris bisa dilihat dari sudut pandang lain, sudut pandang yang ilmiah, yang rasional. Keris bisa terbang, bisa berdiri, bisa glodakan di dalam lemari, dll, semua hal itu bisa dijelaskan secara logis. Kebetulan, salah satu pembicara lulusan ITB Metalurgi, jadi beliau bisa menjelakan secara logis dan ilmiah.

Dalang yang mempelopori KERIS diangkat UNESCO sebagai salah satu warisan budaya tak benda adalah Haryono Haryoguritno. Beliau sudah sangat sepuh, tapi semangat untuk menjelaskan perkerisan sangat antusias.

Beliau menjelaskan peranan keris dalam masyarakat, seperti:
1. keris sebagai pelaku, atribut penobatan, perkawinan, penyerahan daerah, kemenangan perang, khitanan anak raja, dll.
2. keris: benda tradisi yang turun menurun.
3. fungsi sosial: digunakan dalam perhelatan acara adat, sebagai aksesoris pakaian adat, wakil pribadi, cenderamata, dll.
4. menggunakan teknik tempa
5. sebagai benda seni
6. punya falsafah yang jelas
7. memiliki simbol-simbol

Kerja keras Haryono Haryoguritno akan sia-sia jika kita tidak memiliki rencana yang jelas untuk kemajuan keris. Karena UNESCO akan mencabut status keris sebagai warisan budaya yang diakui internasional, jika masyarakatnya tidak mengakui keberadaan dan fungsi-fungsi keris.
sempat disampaikan, jangan sampai masa depan keris dipimpin oleh orang-orang bodoh, yang hanya memikirkan keris dari sisi mistik, tanpa membuka wawasan mengenai pejelasan-penjelasan ilmiah mengenai keris itu.

Ada berbagai upaya yang sedang dijalankan oleh Lingkaran Keris Indonesia. Ada jangka pendek, sedang, dan panjang. Para pemerhati keris mengharapkan ke depan akan ada program studi Kerisologi, yang mencakup bidang-bidang: arkeologi, seni, sastra, metalurgi, ilmu sejarah, filsafat, seni pamor, simbolisme, sosiologi, dll.

gilaaa... kebayangkan satu keris aja kajiannya bisa dari berbagai aspek. Seru banget buat jadi bahan penelitian.

Komentar-komentar saya mengenai isi materi seminar ini,
1. saya menangkap keris adalah hanya dunia laki-laki. Karena saya sedang mengambil kelas Gender dalam Sastra, saya melihat ada yang kurang beres. Kalau memang, keris warisan budaya bangsa, seharusnya keris juga akrab dengan dunia perempuan. Yang namanya BANGSA terdiri dari perempuan dan laki-laki, sehingga seharusnya keris memang milik perempuan maupun laki-laki.


2. Ketiga pembicara menekankan agar anak muda lebih dekat dengan dunia keris, Namun, saya tidak mendengar adanya percakapan lebih dalam mengenai keris-keris di Indonesia.

3. Dikatakan oleh H. Hardi, keris adalah pendongkrak ke PD an seorang pemimpin.
Bagi saya, kalau kepercayaan diri seorang pemimpin diandalkan hanya pada sebuah benda, saya menjadi kasihan. Sebegitukah kepercayaan diri orang-orang ditentukan oleh sebuah benda. Ironis.

Oke, sekian dari saya.
sampai jumpa di tulisan berikutnya.


No comments: