Wednesday, July 1, 2009

selangkah menuju jurang dan kekuatan doa yang begitu nyata.

mungkin agak telat ngepost hal ini.
saya mau sdikit sharing saja mengenai kekuatan Tuhan yang begitu nyata. (membuktikan bahwa saya belum menjadi agnostik sepenuhnya)

Kejadian ini seperti 3 tahun lalu, ketika saya masih kelas 3 SMP.
Memasuki kehidupan kelas 12, tingkatan terakhir dalam jenjang sekolah di negeri ini, adalah mimpi buruk.
Hari terus mengalir, semester 1 berlalu tanpa begitu menyisakan banyak pengetahuan di otak saya (mungkin kalian bisa membaca post-postingan saya yang frustasi belajar IPA bulan Februari)
Siapa sangka semester 1 saya mendapat ranking 9 (sbuah mukzijat tentunya, mengingat satu kelas 40 anak dengan otak super cerdas).

Mungkin, karena didasari oleh keterpaksaan belajar IPA, alhasil ketika menginjak semester 2, saya belum siap sama sekali, kalo bisa dibilang mungkin 10% materi IPA yang dikuasai oleh saya.
Dan, saya belum jera juga. Saya tahu di semester 2 skill saya akan materi UN belum siap. Ditambah dengan nilai nilai try out yang setiap bulannya selalu dibawah standard kelulusan.

Semester 1, saya masih senang bekerja sama saat ujian materi IPA, kemudian saya berpikir buat apa saya harus nyotek, kalo hasil teman2 juga bernilai jelek?
tidak hanya saya saja yang mendapat nilai jelek dalam pelajaran IPA, rata2 satu angkatan mendapat nilai yang anjok, kecuali mereka2 yang memang diberi Tuhan otak IPA ekstra.

Memulai semester 2 dengan masih tanpa ketakutan, saya belajar untuk tidak menyontek. saya mengerjakan sendiri. Nah, mungkin kalian berpikir saya terlalu naif, seusia saya terlalu idealis. Itulah saya, sok dewasa, sok idealis.
Saya ingin tahu hasil kerja sendiri, sedangkan teman2 saya saling bekerja sama untuk mendapat hasil yang baik. ah, buat apa nyotek? itulah yang ada dipikiran saya.
Memang, sejak saya tidak nyontek, nilai saya hancur parah, mungkin terjelek di kelas. Ini membuat saya sangat down. Dan disinilah mata saya baru terbuka, dan UN tinggal 2 bulan lagi.

Belum lagi saya harus mempersiapkan diri untuk SIMAK UI dan di ujian tes UI saya mengambil subjek IPS. bagaimana bisa saya menguasai 2 dunia sekaligus?
saya tidak berdoa sejak SIMAK UI saja, saya telah meminta kepada-Nya dari awal kelas 12, agar diberikan jalan kelancaran.
Sebulan saya fokuskan untuk belajar IPS untuk UI, dan saya baru benar-benar belajar untuk UN satu bulan berikutnya (ketika sekolah sudah mewanti-wanti saya akan resiko ketidak lulusan saya)

Di try-out terakhir saya masih mendapat nilai jelek, dan ini saya dipanggilkan psikolog UI oleh sekolah, guna mbantu mental saya.
Belum lagi, saat saat terakhir doa bersama, saya menitikan air mata.
tiga hari sebelum UN, saya sudah meng-ikhlaskan diri kepada-Nya. detik detik menjelang UN materi IPA di otak saya hanya mencapai 50% atau bahkan kurang dari itu.

Sebulan menyiapkan UN, diiringi doa-doa yang tak putus-putusnya. Saya katakan kepada Tuhan dan Bunda Maria: saya lemah di IPA, tapi aku mohon setelah 12 tahun bersekolah, jangan sampai saya mengecewakan Mama yang telah menyekolahkan saya.
saya hanya ingin lulus! itu saja.
Saya ikut novena Bunda Hati Kudus dua kali di gereja (dan puji Tuhan, kedua novena saya terkabul, pertama di terima UI, kedua lulus), saya rosario setiap dini hari (seperti orang sembahyang tahajud), saya doa Tessera setiap hari (walau kadang bolong).
saya bgitu khyusuk berdoa di gereja.

Bbrapa teman saya menawarkan cara pintas yang jujur saya tidak suka. "Fi, sudahlah pakai cara ini aja, daripada ngandalin diri sendiri? kalo lo nanti gak lulus kan sayang." begitulah kata mereka, seperti iblis yang menggoda Hawa.
dan ketika hari H dimana UN sudah datang di tangan saya.
saya katakan kepada Tuhan, "Tuhan, saya telah bekerja secara jujur, biarkan tangan-Mu yang bekerja dalam diri saya. Bila teman-teman saya menggunakan cara pintas bisa lulus, maka saya dengan cara jujur harus lulus juga"
Saya yakin 100% kepada Tuhan, dan saya yakin usaha + doa = hasil, dan itu tidak akan mustahil.

Saya tahu kemampuan IPA saya buruk, tapi saya sudah berusaha sebisa mungkin untuk belajar, dan saya selalu berdoa meminta yang terbaik bagi saya.

Dan setelah sebulan lebih menunggu hasil UN, semua doa semua usaha semua jerih payah saya belajar 12 tahun tuntas sudah. hanya satu kata saya memuja Tuhan ketika membaca kata LULUS!
dan ketika saya tahu hasil UN saya,, saya amat sangat bersyukur, Tuhan telah menolong saya.
Nilai saya nyaris di tepi jurang, tapi saya telah lulus, kalo bukan berkat Tuhan yang bekerja, saya tidak akan lulus walopun sepintar apapun saya!
walopun nilai saya dianggap sangat jelek untuk IPA, yang terpenting saya lulus, dan saya bangga, karena itulah hasil kerja otak saya setelah belajar IPA mati-matian!

Tuhan tidak pernah tidur, ia selalu mendengarkan doa-doa umatnya.
Thanks God, i do believe in You, forever!!

No comments: