Apalagi tidur selama perjalanan dari St. Juanda ke St. UI, Depok. Biasanya, saya selalu bangga dengan jam biologis saya, karena dengan sendirinya mata saya akan terbuka begitu kereta ekonomi tujuan Bogor itu berhenti di St. UI.
Tapi tidak dengan hari ini. 22 November 2011.
Dengan buru-buru saya berangkat ke St. Juanda, karena sudah telat sekali. Sekitar pukul 6.30. Alhasil, saya naik kereta yang jam 7.15, padahal kelas Pengantar Metodologi Penelitian Kebudayaan dimulai pukul 8.00.
Saya hitung-hitung kalau waktu tempuh 45 menit, jadi saya akan sampai di UI pukul 8.00 pas.
Kereta ekonomi datang, saya naik. Saya dapat tempat duduk, tidak usah dihitung satu sampai sepuluh, mata saya sudah terpejam, dan pikiran saya sudah memasuki alam bawah sadar.
Kalian tahu?
Tidur yang nyenyak itu... berbuah malapetaka. Ketika saya terbangun, kereta ekonomi sudah hampir sepi, ketika saya lihat belakang, saya sadar telah berada di sebuah stasiun yang sangat asing.
"Mbak, ini stasiun apa?" tanya saya agak mulai panik.
"Bojong Gede" jawab mbak-mbak itu ala kadarnya.
CUUUUUUUUUUUUSSS... tanpa bilang makasih, saya langsung melesat ke luar dari kereta itu.
MAMAMA.... saya kelewatan 4 STASIUN!!! yaa Tuhaan, ini sudah jam 8.15.
dan kereta yang tujuan Jakarta mengalami keterlambatan..
perasaan sudah ketar-ketir, karena udah pasti saya telat. dan kereta yang tidak kunjung datang turut menambah suasana hati semakin kacau. "Apa naik ojek aja ya?", "Apa naik angkot aja yaa?"
sekitar 10 menit saya menunggu, masih belum ada kabar.
Saya ambil keputusan, saya harus naik ojek atau angkot ke UI. Sewaktu saya keluar dari stasiun, kereta ekonomi arah Jakarta diumumkan akan segera tiba.
Bergegaslah saya kembali ke stasiun itu. Untung keburu.
TARAA selamat datang di kerasnya ibukota :) kalian tahu kan kondisi kereta ekonomi ke arah Jakarta kalau pagi? Itu seperti...yah sangat tidak manusiawi lah.
yah, saya berada di dalam dempetan orang-orang ini. Saya berjuang untuk mendapatkan oksigen. Jakarta memang keras Bung, padahal saya cuma mau sampai Depok doang... T__T
akhirnya, karena kepadatan seperti itu, saya lebih baik turun di St. Pondok Cina, daripada St. UI.
dari situ saya langsung naik ojek,cussss ke FIB UI.
lari-lari sampai di kelas, ternyata ada Bu Fina. pfuiiih untung bukan Bpk. Frans. Kalo Pak Frans alamat suruh nunggu di luar, dan sia-sialah pengorbanan saya naik ojek tadi sampai rambut kusut masai.
Ibu Fina yang cantik itu mempersilakan saya masuk. Hore!!
Begitulah, awal pagi saya di hari Selasa.
merenungi keteledoran saya akibat hobi tidur di kereta ekonomi, saya ingat saya pernah juga kebablasan sampai stasiun-stasiun yang seharusnya tidak perlu saya lewati. Dulu, saya pernah kebablasan sampai Stasiun Pondok Cina. Pernah, juga kebablasan sampai Depok Baru. dan sekarang kebablasan sampai BOJONG GEDE, (sejauh ini sih bojong gede memegang rekor sebagai stasiun terjauh yang pernah saya kebablasan).
dan semua kebablasan itu karena hobi saya tidur di kereta ekonomi. Kalau saya sudah tidur di kereta, waaah orang lain mau bunuh diri kek, terjun payung kek, terserah. Saya sudah seperti mayat tergeletak yang akan bangkit lagi kalau berasa stasiunnya sudah sampai.
Saya khawatir, dengan hobi saya ini, saya akan kebablasan sampai Bogor.
ya Tuhan, semoga jangan sampai deh.... Amin.
2 comments:
wah, untungnya dosenmu baik :)
@maya: iya may, soalnya kebetulan banget dosen yang seharusnya masuk lagi berhalangan hadir, jadi diganti dosen yang baik hati itu, hehehe :) aku lagi beruntung banget kemaren :)
Post a Comment