Jadi gini nih kelanjutannya...
Pagi-pagi kami bangun dan sarapan pancake. Jam 9 ferry yang cuma sekali nyebrang itu udah rame penumpang. Untungnya, kami udah tau triknya, jadi datang ke ferry lebih awal. Jadinya kami dapat tempat duduk yang nyaman. Sepanjang penyebrangan yang kurang lebih 8 jam itu, saya memutuskan untuk tidur panjang, padahal di ruang kapal ada TV yang lagi muterin film-film bagus. Tapi apadaya energi saya nggak kuat, saya selalu ngantuk di setiap perjalanan dengan transportasi apapun.
mending saya tidur, siap-siap untuk petualangan selanjutnya. Gili Islands.
di kursi belakang kami, ada bule yang gue taksir, namanya Robbin, dia tour guide wisatawan polandia. Gimana gue taunya padahal kenalan langsung aja belom pernah? hhehe informasi yang kayak gitu-gitu selalu aja gak sengaja bisa gw dapet. hehe
Ferry berlabuh di Sape tengah hari bolong. Kami langsung naik bus kecil ke Bima. Kira-kira perjalanan butuh waktu 1 jam, dan karena busnya sangat kecil, penumpangnya berjibun, para laki di rombongan kami naik di atap bus. Untuk Stan, orang Belgia, ini sebuah tantangan baru :)
Di Bima, kami langsung cari bus yang menuju Mataram. Nama busnya Dunia Mas, baru jalan jam 6 malam. Bus ini dilengkapi dengan toilet dan lampu diskonya. Kami tiba di Mataram kira-kira pukul 6 pagi.
Di Mataram, kami sudah dinanti Pak Badil, supir yang kami sewa dua hari sebelumnya. Langsung dari terminal Mataram, kami menuju Bangsal. Di Bangsal sudah ada loket boat untuk menyebrang ke Gili Trawangan. Selama penyebrangan, ombaknya sangat besar, kami kuyup terkena cipratan air laut. Untuk kondisi saya lagi bagus, jadi nggak mabok laut. Kalo nggak, bisa berabe, nyusain yang lain.
Dan tibalah kami di Gili, kali ini Aisis pakarnya, karena dia sudah pernah ke pulau ini sebelumnya. Kami bermalam di hostel langganan dia, namanya Pondok Wahyu.
Setelah menaruh barang-barang kami, kami tidak langsung berleha-leha, kami segera mencari penyewaan boat untuk snorkeling. Kami sempat berdebat panjang soal harga. Di Gili ini apapun mahal, tapi terbayar kok dengan apa yang kita dapatkan.
Ini kedua kalinya saya snorkeling. Saya sudah tidak takut lagi, tapi... kali ini saya kedinginan... sungguh payah memang.
Senja tiba, kami menikmati senja di atas boat sambil mengigil kedinginan. Senjanya tidak seindah di Komodo memang, tetapi suasananya tenang dan damai.
Hari semakin gelap, kami kembali ke hostel untuk mandi dan bersiap menikmati malam ala Gili. Kami dengar setiap malam selalu ada party. Dan kalian tau lah, di Gili itu, turis lokalnya hanya 3%, sisanya bule semua, jadi kebayang dong party ala bule?
Makan malam saya ikan baronang, saya dan Kitul penasaran untuk membandingkan ikan di Gili dan di Bajo enakan yang mana? Di Gili, bumbu ikannya kurang berasa. Saya agak kecewa sih. Untung, saya beli jagung yang enak banget.
Setelah makan malam, acara bebas, kami pisah-pisah, ada yang memutuskan balik ke kamar, ada yang mau lanjut jalan, ada yang mau nongkrong di kafe, ada yang mau ikutan pesta.
Tebak gw ngapain?
jadi, gw sama Mentari jalan beduaan, kayak lesbian, ngomentarin orang-orang yang kita liat. Sampai akhirnya kami pegel dan balik ke kamar buat tiduran. Dan tau-tau udah pagi lagi aja... Tidur gw pules banget, mana kasurnya empuk, nggak kayak di Bajo.
Selesai mandi, kami segera beberes, siap-siap buat check-out. Ya ampun, sebentar banget icip-icip di Gili-nya :(
eits, jangan sedih dulu,
karena kami berencana naik ferry yang malam hari, akhirnya kami leha-leha dulu di cafe, ngegaooool gila gitu...
@Egoiste, Gili Trawangan |
kami berjemur, menikmati makan siang dengan menu ala barat, makan gelato, chit-chat, ngeliatin bule-bule berjemur topless, ya ampuunn seru banget!!!
Membuang waktu yang menyenangkan namanya....
Kira-kira sudah sore, kita menyebrang kembali ke Bangsal. Pak Badil, lagi-lagi sudah menjemput kita, baik ya?
Dan kami diantarkannya ke Pelabuhan Lembar. Rencanya kami mau naik ferry yang jam 1malam, tapi kata pak Badil, Ferry yang jam 9 malam ini full AC dan bagus sekali. yaah kami sih nurut-nurut aja. haha..
dan ternyata benar aja, FULL AC, dan ada tempat buat tidurnya dong... saya sempet shock banget. Perjalanan kami ini benar-benar bewarna, mulai dari naik ferry yang bobrok, sederhana, sampai yang wah banget kayak gini.. ya aloooh..
Untuk menghemat budget kami, dan karena kami sampai di pelabuhan Padang Bai jam 1 pagi, jadi kami memilih untuk menggelar lapak di pelabuhan. Ini adalah hal pertama kalinya kami TIDUR DI PELABUHAN.
dengan cuek dan tanpa khawatir diusir yang berwajib, kami menggelar sleeping bag. dan akhirnya untuk beberapa jam kami berhasil terlelap hingga matahari muncul.
Pengeluaran Pribadi:
Indomie di ferry: Rp10.000
Rawon di deket terminal Bima: Rp18.000
Toilet di Bima: Rp2.000
Pocari Sweat @Bima: Rp13.000
sarapan @Mataram: Rp 1.500
Toilet @Mataram: Rp1.000
Jagung @Gili Rp5.000
ikan Baronang @Gili Rp20.000
Breakfast + air @Gili: Rp9.000
Postcard @Gili Rp15.000
Cimol-cilok @Gili Rp2.000
Es Krim @Gili Rp15.000
Makan Sandwich @Gili Rp55.000
toilet @Pelabuhan Rp1.000
Es teh @Pelabuhan Rp2.000
Nasi Tongkol @Pelabuhan Rp2.000
Pengeluaran Kelompok
Bus Labuhan Bajo – Mataram (tiket ferri sudah termasuk+makan malam+AC) Rp240.000
Mobil charteran Mataram – Bangsal Rp200.000/10 orang = Rp20.000/orang
Boat dari Bangsal-Gili Trawangan Rp12.500/orang
Hotel Pondok Wahyu di Gili Trawangan Rp700.000 / 3 kamar / 10 orang = Rp70.000
Snorkeling + Hopping 3 Gili Rp1.400.000/10 orang = Rp140.000/orang
Boat Gili Trawangan – Bangsal = Rp 10.000/orang
Mobil Charteran Bangsal ke Lembar Rp220.000/10 orang = Rp22.000/orang
Ferry Lembar – Padang Bai = Rp36.000
1 comment:
wah, saya lagi cari referensi ke komodo ni mbak..
udah saya baca dari awal
tengkyu mbak..
Post a Comment